Senin, 25 Agustus 2008

Alien Datang Ke Bumi ?



Melihat dari judulnya mungkin sudah dianggap menarik apalagi dengan adanya tayangan-tayangan film Hollywood di gedung bioskop atau berita-berita media massa dan elektronik mengenai “penampakan” pesawat makhluk asing yang terlihat di bumi kita, ataupun film-film yang sering kita lihat, menceritakan tentang Alien, mulai dari yang bersahabat dengan manusia sampai dengan monster yang tak kenal ampun. Sebenarnya yang ingin aku tulis dalam catatanku ini adalah bagaimana sikap kita sebagai muslim jikalau memang makhluk asing itu ada dan datang ataupun kita bertemu dengan mereka. Yang penting disini adalah bahwa yang kutulis disini adalah hanya sebuah reaksi dari pada wacana yang berkembang di sekitar kita sehingga aku berusaha menorehkan segala pikiranku yang berupa pendapat atau argumen yang kucoba sampaikan. Di mana aku mencoba menggunakan sudut pandang sebagai muslim dalam melihatnya. Aku rasa paragraf pembuka untuk temaku ini cukup sampai di sini.
Alien, menurut bahasa artinya asing, berbeda, yang bisa didefinisikan secara umum adalah segala sesuatu yang kita belum pernah tahu atau mengenal ciri-ciri dan sifat sesuatu tersebut. Jadi kusimpulkan segala sesuatu di dunia yang kita belum tahu atau mengenalnya adalah alien, contohnya terdapat jutaan spesies hewan di bumi ini, dimana yang telah kita ketahui jenis spesiesnya hanya beberapa persen saja dari jumlah keseluruhan. Sedangkan spesies lainnya yang belum diketahui bisa kita sebut sebagai alien. Namun yang kita bicarakan di sini adalah alien yang terkenal beritanya di mana-mana, yang katanya makhluk asing cerdas dari luar planet Bumi kita ini.
Mungkin manusia jaman ratusan atau ribuan tahun sebelum sekarang kurang belum mempunyai banyak pertanyaan mengenai apa yang di balik rahasia alam semesta, Karena belum majunya IPTEK pada masa itu sehingga keberadaan bumi sebagai salah satu planet daripada kemungkinan adanya trilyunan planet yang ada di angkasa raya, karena dalam galaksi Bima Sakti saja terdapat puluhan bahkan ratusan juta bintang-bintang sebagaimana matahari sebagai pusat tata surya. Jadi bisa kita bayangkan betapa banyaknya kemungkinan planet-planet yang ada dalam sebuah galaksi, apalagi dalam jagad raya yang isinya berjuta-juta galaksi seperti galaksi Bima Sakti tempat tata surya kita berada. Maka pada saat IPTEK telah maju sangat pesat seperti sekarang ini, kita akhirnya melek bahwa bumi adalah ibarat sebutir kerikil di hamparan luasnya padang pasir. Kemudian timbul pertanyaan yang serius di benak para ilmuwan: “Apakah kita sendirian?” Pertanyaan yang memang harus dibuktikan dengan bukti ilmiah.
Telah menjadi suatu perdebatan yang hangat mengenai keberadaan alien ini bagi kalangan ilmuwan. Apalagi apalagi banyak bukti tentang kemunculan UFO (Unidentified Flying Object) atau yang sering kita sebut “piring terbang”. Walaupun bukti-bukti tersebut masih dalam perdebatan apakah memang itu kendaraan makhluk asing dari luar angkasa atau itu adalah pesawat militer rahasia dari suatu kelompok/ negara atau malah hanya sebuah fenomena fisika di alam yang biasa. Dalam paragraf selanjutnya aku ingin memberikan pendapat dan juga data tentang informasi mengenai masalah alam semesta saat ini dan mencoba menjawab, dan akibat serta menyikapinya bila terbukti alien itu ada.
Dalam paragaraf ini saya ingin coba memberikan suatu dasar yang menjelaskan adakah kemungkinan makhluk asing (alien) menurut Al-Qur’an. Ketika saya buka terjemahan yang berbunyi:
Dan bagi Allah segala sesuatu yang ada di langit dan segala yang ada di bumi, dan cukuplah Allah menjadi pemelihara. Kalau Dia mau, niscaya Dia membinasakan kamu, wahai manusia, dan dia ganti dengan yang lain, karena Allah (berkuasa) atas tiap-tiap sesuatu. (Q.S. An-Nisa’: 132-133)
Dari ayat tersebut menerangkan kemungkinan adanya makhluk yang baru adalah bisa saja terjadi, karena Allah memiliki sifat Iradat (berkehendak). Namun tidak berarti bahwa ayat tersebut menjelaskan atau membenarkan tentang adanya makhluk luar angkasa yang cerdas bahkan mungkin melebihi kecerdasan manusia. Paragraf selanjutnya di bawah ini adalah penjelasan saya tentang adakah kemungkinan alien datang ke bumi.
Kemajuan teknologi astronomi yang canggih telah memberi gambaran jelas bahwa alam semesta yang kita diami ini luasnya tak terjangkau oleh ukuran baku yang kita jadikan sebagai nilai untuk mengukur luasnya alam semesta. Misalnya bintang terdekat dengan tata surya kita adalah alpha ceanturi yang jaraknya adalah 4,3 tahun cahaya (artinya lama perjalanan dari bumi ke tata surya di sana ditempuh 4,3 tahun dengan kendaraan secepat cahaya). Dapatkah anda bayangkan jarak sejauh itu? Yang perlu anda ketahui bahwa kecepatan cahaya menurut kesepakatan baku satuan internasional adalah 300.000.000 m/det.
Sekarang, seandainya ada planet yang memiliki kehidupan lebih cerdas dari manusia―yang mengorbit pada alpha centauri―mereka mampu “bertamasya” ke bumi, adalah bahwa cerita itu sulit untuk diterima, karena ada beberapa masalah atau alasan di dalamnya. Yang pertama adalah terbenturnya―gagasan alien telah menjelajahi angkasa menuju bumi―dengan teori relativitas Einstein. Teori relativitas waktu mengatakan bahwa apabila anda terbang ke tempat yang jauh di luar angkasa dengan kecepatan yang super cepat (misalnya hampir mendekati kecepatan cahaya) maka yang akan terjadi adalah waktu di pesawat anda bergerak relatif lambat sedangkan pengamat yang diam berlaku normal (relatif cepat). Artinya bila pesawat UFO sampai ke bumi sekitar 10 tahun dari planet di sekitar alpha ceanturi, maka kemungkinan umur planet bumi dan planetnya sudah sekitar ribuan tahun menurut pengamat yang berdiam di planet!! Masalah kedua yang timbul adalah menurut Einstein, tidak ada satu bendapun yang mampu melebihi kecepatan cahaya yang berarti cahaya adalah benda tercepat di jagat raya. Hal ini menyulitkan kemungkinan (kalau tidak mau dibilang mustahil) bahwa UFO adalah pesawat alien dari planet lain di luar tata surya kita. Kesimpulan ini dikarenakan kita tidak cukup memiliki bukti yang jelas tentang keberadaan dan kecepatan pesawat UFO itu, karena jika UFO “hanya” memiliki kecepatan―misalnya―di atas 50 mach (50 kali kecepatan suara atau 30-an kali kecepatan pesawat tempur F-16) atau masih di sekitar kisaran melebihi kecepatan suara―belum mendekati kecepatan cahaya―maka kecil kemungkinan UFO berasal dari luar tata surya kita, karena perjalanan ke bumi akan memakan ribuan tahun lamanya! Sedangkan jika UFO berasal dari dalam tata surya kita sendiri, para ilmuwan belum menemukan bukti bahwa ada kehidupan cerdas―selain di bumi―dalam tata surya kita. Jadi saya menyimpulkan, jika memang UFO itu ada―saya masih meragukannya―kemungkinan besar berasal dari bumi sendiri, dan bila itu kesimpulannya, maka merupakan suatu hipotesis yang harus memiliki bukti yang jelas.
Dari paparan di atas jelas bahwa kecilnya kemungkinan bahwa UFO (beserta alien cerdas) “berkunjung” ke bumi dari luar tata surya kita bahkan dari luar galaksi bima sakti (diameter bima sakti saja jauhnya 100.000 tahun cahaya), karena galaksi tetangga kita terdekat berjarak sekitar 160.000 tahun cahaya, atau seperti Andromeda―galaksi Seperti bima Sakti yang berjarak 2,2 juta tahun cahaya! Lalu bagaimana seandainya telah ditemukan bukti yang kuat bahwa memang alien dan UFO itu ada―terlepas dari berbagai argumen yang melemahkannya―di depan mata kita? Bagaimana sebagai muslim kita menyikapinya? Maka cukuplah Dia yang menjelaskan dalam ayat Nya yang terjemahannya:
Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi seluruh ‘alam. (Q.S. Al-Anbiya: 107)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa nabi Muhammad di utus Allah bukan hanya rahmat bagi manusia tetapi bagi seluruh alam semesta termasuk hewan, tumbuhan juga jin bahkan jika memang ada alien cerdas dari luar angkasa yang “mampir” ke bumi. Artinya bahwa mereka (alien) juga memiliki fitrah sebagai makhluk Allah untuk tunduk kepada-Nya, sehingga mereka juga berhak menerima dakwah―seandainya mereka belum beriman (islam)―sebagaimana bangsa jin mengimani Al-Qur’an, yang dijelaskan dalam surat Al-Jin ayat 1-3.
Kesimpulan dari tulisan saya mengenai keberadaan alien, jika mereka memang ada dan datang ke bumi adalah kewajiban muslim untuk berdakwah kepada mereka, dan biarlah para ulama ahli, yang memikirkan bagaimana sebaiknya hubungan kita dengan mereka.
Wallaahu’alam.

Senin, 18 Agustus 2008

Adakah Kehidupan lain selain di bumi


Kita ketahui sampai detik ini bahwa kehidupan manusia berada di planet bumi, sedangkan masih ada planet-planet lain yang berada di dalam susunan tata surya bima sakti. Kenapa di planet-planet lain tidak ada kehidupan? Apa gunanya Allah menciptakan planet-planet lain selain bumi bagi kehidupan manusia? Apakah hanya sebagai penghias jagad raya ini saja, atau ada tujuan lain lagi atas penciptaannya. Sampai hari ini itulah batas pengetahuan manusia.
Untuk mengetahui rahasia terciptanya alam semesta ini sebaiknya mari kita lihat dan observasi Al-Qur’an sebagai Maha Ilmu Kehidupan ini. Allah swt. selalu mengaitkan antara langit dan bumi dalam beberapa ayatnya. Ini menandakan adanya hubungan yang saling terkait erat antara keduanya sebagai sarana tempat kehidupan manusia dan makhluk lainnya. Sejauh ini pengetahuan manusia tentang langit adalah ruang hampa udara yang tak terbatas luasnya, tak berujung pangkal. Sampai hari ini manusia belum mampu sepenuhnya menembus langit dan membuka tabir segala misteri yang menyelubunginya dengan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Sedangkan pengetahuan tentang bumi, sudah banyak manusia menaklukkannya, mengeksplorasi serta mengeksploitasinya untuk hajat kehidupan manusia, sehingga bumi yang bulat tidak tersekat lagi oleh jarak antara belahan bumi selatan dengan belahan bumi utara. Bumi bagaikan kampung kecil dalam tata surya kita. Sehingga wajar jika manusia ingin menjelajah planet-planet lain untuk hajat kehidupannya, karena memang manusia mempunyai jiwa adventure ingin menjelajahi dan mengembara dimanapun yang belum diketahuinya.
Di dalam Al-Qur’an kata langit disebut sebanyak 300 kali. Sedangkan bumi disebut sebanyak 461 kata. Hanya ada 161 perbedaan jumlah ayat antara langit dan bumi dalam Al-Qur’an, ini menandakan bahwa bumi menempatkan posisi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa manusia pertama diciptakan Allah swt. dari suatu saripati (berasal) dari tanah (Q.S. Al-Mukminuun/23 : 12). Maka wajarlah jika manusia sangat cinta kepada tanah airnya, karena manusia sangat terikat dengan bumi. Bumi adalah pabrik besar pendaur ulang bagi kehidupan manusia, karena dari bumi/tanahlah manusia berasal, lalu dikembalikan lagi ke bumi (wafat) dan akan dibangkitkan lagi dari bumi pada kali yang lain (Q.S. Thaahaa/20 : 55).
Bumi terdiri dari daratan dan lautan yang komposisinya lebih besar lautan dari daratannya yaitu 75% dari permukaan bumi, berarti manusia hidup dikelilingi oleh air sebagai sumber kehidupannya. Tanpa air manusia tidak dapat hidup. Lalu dari mana asalnya air? Dan siapa yang menurunkannya? Air berasal dari langit yang merupakan hasil kondensasi/penguapan air laut, lalu terjadi proses alam maka turunlah air hujan dari langit yang berguna untuk menumbuhkan berbagai jenis tumbuhan dan pepohonan yang kemudian air tersimpan di dalamnya. Lalu siapakah yang menurunkannya? Dialah Allah swt. Yang Maha Pencipta alam semesta ini, karena Dialah sumber segala kehidupan di alam ini (Q.S. Thaahaa/20 : 53 dan Q.S. Al-Mukminuun/23 : 18). Jadi ada beberapa anasir penting yang dapat membuat manusia itu dapat hidup di bumi, diantaranya adalah air (H2O), oksigen (O2), lapisan atmosfer, gaya gravitasi dan cahaya matahari. Unsur-unsur inilah yang menjadi syarat bagi kelangsungan hidup manusia di bumi.
Lalu kalau kita bertanya adakah kehidupan di planet lain? Ataukah ada planet lain yang bisa dihuni oleh manusia dan keturunannya?
Sepanjang pengetahuan manusia sampai detik ini belum diketemukan kehidupan di planet lain selain bumi. Dan sepanjang sejarah peradaban manusia belum ada planet yang didiami manusia selain di bumi. Tapi yang namanya manusia tak pernah puas dengan apa yang sudah didapatkannya, ia terus melakukan eksplorasi melalang tata surya dengan iptek yang dimilikinya, terus menjelajah yang bisa dijelajah, terus mengadakan observasi dan eksperimen-eksperimen tanpa kenal lelah dan putus asa untuk mendapatkan pengetahuan akan kepastian ada atau tidaknya kehidupan di luar planet bumi. Karena sebagian manusia sudah bosan hidup di bumi , ia ingin mencari, menjelajah dan mendiami planet selain bumi untuk dihuni. Sehingga apapun akan dikorbankan, baik itu berupa harta maupun jiwa untuk mendapatkan sesuatu yang dicarinya dan dicita-citakannya yaitu mengungkap rahasia alam semesta ini. Sudah banyak misi yang dilakukan oleh negara-negara maju seperti AS, Rusia, Eropa, Jepang dan Cina untuk menjelajah dan mempelajari benda-benda di luar angkasa sana. Sejauh ini ada yang berhasil dan ada juga yang mengalami kegagalan.
Allah swt. sebagai Sang Khaliq memberikan kebebasan sebebas bebasnya kepada manusia untuk menembus, melintasi serta menjelajahi seantero/penjuru langit dan bumi atau alam semesta ini sekemampuan yang dimiliki oleh manusia, sebagaimana tersurat dalam Al-Qur’an surat Ar-Rahmaan : 33, yang artinya : “Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus(melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan”.
Mendengar, melihat dan memahami apa yang terdapat dalam ayat tersebut di atas, maka di situlah jaminan dan harapan bagi manusia yang Allah swt. informasikan kepada manusia, bahwa di luar planet bumi ada secercah harapan kemungkinan kehidupan di planet lain, asalkan manusia terus berkesinambungan tanpa putus asa untuk mempelajari, mengolah dan melakukan eksperimen-eksperimen untuk menciptakan suasana kehidupan seperti di planet bumi.